BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesuksesan
keluarga berencana merupakan salah satu upaya untuk pencapaian Millennium
Development Goals (MDGs)
pada tahun 2015. Keluarga berencana berkaitan dengan setiap tujuan MDGs. Jika
perempuan dapat mengatur jumlah anak dan waktu melahirkan maka mereka akan
lebih berpeluang untuk mengalami kesetaraan gender dan kesetaraan gender akan
mendukung kapasitas perempuan untuk mengatur reproduksi mereka (MDG3).
Pemakaian alat/cara KB secara langsung akan mengurangi kematian anak (MDG4) dan
memperbaiki kesehatan ibu (MDG5). Pertumbuhan penduduk yang lebih lambat karena
akses kepada informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi termasuk keluarga
berencana akan berkontribusi terhadap pengurangan kelaparan (MDG1) dan peningkatan
akses kepada pendidikan dasar (MDG2). Keluarga berencana dapat menolong
perempuan yang HIV-positif untuk memutuskan bagi diri mereka sendiri kapan dan
apakah akan mempunyai anak yang akan mengurangi penularan dari ibu ke anak (MDG6)
(Sambosir, 2009).
Berdasarkan
hasil pencacahan Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah
237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783
perempuan. Lebih lanjut angka Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) periode tahun
2000-2010 yaitu 1,49 persen meningkat dibandingkan dengan LPP periode tahun
1990-2000 yaitu 1,45 persen (Nasution, 2011).
Gerakan KB
diperkirakan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam penurunan
pertumbuhan penduduk, yaitu sebesar 2,1% pada tahun 1961-1971 menjadi 1.49%
pada tahun 1990-2000. Penurunan laju pertumbuhan terutama karena tingginya
penurunan angka fertilitas total atau Total
Fertility Rate (TFR) dari 5.6 pada tahun 1967-1970 menjadi 2.3 tahun 2007 (Prihyugiarto, 2009).
Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, pada tahun 2003, kontrasepsi yang banyak
digunakan adalah metode suntikan (49,1 persen), pil (23,3 persen), IUD/spiral
(10,9 persen), implant (7,6 persen), MOW (6,5 persen), kondom (1,6 persen), dan
MOP (0,7 persen) (Kusumaningrum, 2009).
Alat
kontrasepsi IUD merupakan pilihan alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan
nyaman bagi banyak wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi reversibel
yang paling sering digunakan di seluruh dunia dengan pemakai saat ini mencapai
sekitar 100 juta wanita. Generasi terbaru IUD memiliki efektifitas lebih dari
99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih. Tetapi mulai
tahun 1982 timbul sejumlah kejadian yang mengakibatkan jumlah akseptor IUD menurun.
Hal ini dikaitkan dengan efek samping IUD dan komplikasinya, seperti : penyakit
radang panggul yang pada akhirnya menyebabkan timbulnya infertilitas,
perdarahan, rasa nyeri serta terjadinya erosi porsio (Qiptiyah, 2006).
Berdasarkan
profil kesehatan Indonesia bahwa pada tahun 2011 jumlah peserta KB baru yang
menggunakan IUD sebanyak 627.980 orang (6,55%), jumlah persentase tertinggi di Provinsi Bali
sebesar 28,70%, terendah di provinsi Papua Barat sebesar 1,10%. Sedangkan
peserta KB aktif yang menggunakan IUD sebanyak 3.933.631 orang (11,28%).
Persentase tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 23,94%, terendah di
Kalimantan Tengah sebesar 2,08% (Kemenkes
RI, 2012).
Sumatera
Utara merupakan jumlah penduduk dan PUS terbanyak di luar pulau Jawa. Jumlah
peserta KB baru yang menggunakan alat kontrasepsi IUD sebanyak 9.952 orang
(2,45%), sedangkan peserta KB aktif yang menggunakan alat kontrasepsi IUD
sebanyak 160.152 (10,61%) (Kemenkes
RI, 2012).
Berdasarkan
data yang diperoleh dari Kantor Lurah Helvetia Tengah bahwa jumlah WUS sebanyak
9.802 orang dan jumlah PUS sebanyak 5.309 orang. Jumlah peserta KB aktif di Puskesmas
Helvetia Tengah menunjukkan bahwa jumlah peserta KB aktif sampai dengan bulan
Desember 2012 sebanyak 3.637 orang, jumlah pengguna KB IUD sebanyak 578 orang,
MOP sebanyak 20 orang, MOW sebanyak 325 orang, implan sebanyak 379 orang,
suntik sebanyak 1.105 orang, pil sebanyak 1.099 orang, dan kondom sebanyak 131
orang.
IUD
sebagai alat kontrasepsi yang efektif, selayaknya lebih banyak lagi ibu PUS yang menggunakan alat kontrasepsi
tersebut. Dalam pemilihan alat kontrasepsi, masih adanya asumsi masyarakat
bahwa tanggung jawab pemilihan serta penggunaan alat kontrasepsi diserahkan semata-mata
pada wanita, sehingga pria kurang motivasi dan kurang memberikan dukungan pada
istrinya dalam pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi yang cocok dan sesuai
dengan dirinya. Disini peneliti melihat adanya kesenjangan pemahaman antara
suami dan istri sehingga motivasi dan dukungan dari suami dianggap masih kurang
oleh para istri dalam pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi seperti IUD.
Studi
pendahuluan yang penulis lakukan di Lingkungan 22
Kelurahan Helvetia Tengah dengan mewawancarai 10 orang suami yang mempunyai
istri usia subur tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi, jawaban mereka
beragam. Mereka tidak memberikan dukungan pada istri karena mereka sendiri
tidak mengerti atau tidak tahu tentang alat kontrasepsi apa saja yang digunakan
pada wanita, dan efek samping setiap alat kontrasepsi. Demikian juga ketika
ditanyakan tentang alat kontrasepsi IUD, mereka tidak tahu apa itu IUD dan
sikap mereka kurang peduli terhadap alat kontrasepsi IUD.
Berdasarkan uraian tersebut,
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Motivasi dan
dukungan Suami Terhadap Pemilihan pemakaian KB IUD Pada Istri di Lingkungan 22
Kelurahan Helvetia Tengah Tahun 2013”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan
penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh motivasi dan dukungan suami terhadap
pemilihan pemakaian KB IUD pada istri di Lingkungan 22 Kelurahan Helvetia
Tengah tahun 2013.
1.3. Tujuan
Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh
motivasi dan dukungan suami terhadap pemilihan pemakaian KB IUD pada istri di Lingkungan
22 Kelurahan Helvetia Tengah tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.
Untuk mengetahui pengaruh dukungan
suami terhadap pemilihan pemakaian KB IUD pada istri di Lingkungan 22 Kelurahan
Helvetia Tengah tahun 2013
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis.
1. Bagi
tenaga kesehatan di Lingkungan 22 Kelurahan Helvetia Tengah
Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi tenaga
kesehatan yang ada di Lingkungan 22 Kelurahan Helvetia Tengah untuk
meningkatkan promosi kesehatan kepada suami yang mempunyai istri pada usia
subur.
2. Bagi
Institusi Pendidikan STIKes Prodi IKM Helvetia Medan
Secara
teoritis hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi mahasiswa yang
ada di STIKes Prodi IKM Helvetia Medan
tentang pengetahuan, sikap suami, serta dukungan pada istri dalam pemakaian
alat kontrasepsi IUD.
3. Bagi
peneliti selanjutnya
Sebagai
literatur dan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian lanjutan dengan
topik penelitian tentang pengetahuan, sikap suami terhadap pemilihan pemakaian
KB IUD pada istrinya.
4. Bagi
Peneliti
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian.
1.5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak
ada pengaruh motivasi dan dukungan suami terhadap pemilihan pemakaian KB IUD
pada istri di Lingkungan 22 Kelurahan Helvetia Tengah tahun 2013.
Ha : Ada pengaruh motivasi dan
dukungan suami terhadap pemilihan pemakaian KB IUD pada istri di Lingkungan 22
Kelurahan Helvetia Tengah tahun 2013.
untuk kelanjutan nya sms ke : 085277011414
Menerima olah DATA SPSS utk Sekripsi Kesehatan dengan waktu yang cepat.
paling lama 2 hari. paling cepat 6 jam
hub ; 085277011414
klik juga judul lainnya disini..
Menerima olah DATA SPSS utk Sekripsi Kesehatan dengan waktu yang cepat.
paling lama 2 hari. paling cepat 6 jam
hub ; 085277011414
klik juga judul lainnya disini..